2.3
Konsep-konsep utama dan definisi
1. Perilaku(Behavior)
Johnson menerima definisi perilaku seperti dinyatakan
oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses
intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan diartikulasi dan bersifat
responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensory stimulation. Johnson menfokuskan
pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual
dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah
ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
2. Sistem
Dengan memakai definisi sistem
oleh Rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan, “A system is a whole that
functions as a whole by virtue of the interpedence of its part.” (sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas
ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan dari Chin
yakni terdapat “organisasi, interaksi, interpenden dan integrasi
bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu, manusia berusaha menjaga keseimbangan
dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan yang
mengenai mereka.
3. Sistem perilaku (Behaviora system)
Sistem
perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan maksud
tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan
terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan
lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan
situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan.
Manusia sebagai sistem perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan
keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa
tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. Sistem biasanya cukup
fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkannya.
4. Subsistem
Karena behavioral sistem memiliki
banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-bagian sistem berubah menjadi
subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan “sistem
kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang
hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu”. Tujuh
subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan
saling berkaitan (interealated).
Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah
secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran. Sistem
yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan dikontrol oleh faktor biologis,
psikologi dan sosiologi. Tujuh elemen yang diidentifikasi adalah attachment-affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive.
1. Subsitem Attachement-affiliative.
Subsistem
attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis, karena subsistem
ini membentuk landasan untuk semua organisasi sosial. Pada tingkatan umum, hal
itu memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai
konsekuensinya adalah inklusi social, kedekatan (intimacy) dan susunan serta
pemeliharaan ikatan social yang kuat. Contohnya seseorang yang hidup
bertetangga pasti membaur dengan tetangganyauntuk mempertahankan atau
menciptakan lingkungan kondusif.
2. Subsistem Dependency.
Dalam
hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan perilaku yang
memerlukan respon pengasuhan. Konsukuensinya adalah bantuan persetujuan,
perhatian atau pengenalan dan bantuan fisik. Pengembanganya, perilaku dependency berubah dari hampir, bergantung
total kepada orang lain ke arah bergantung kepada diri sendiri dengan derajat
yang lebih besar. Jumlah interpedency
tertentu adalah penting untuk kelangsungan kelompok social.
3. Subsistem Biologis
Subsistem
biologis ingestion dan eliminasi “berkaitan
dengan kapan, bagaimana, apa, berapa banyak dan dengan kondisi apa kita makan
dan kapan, bagaimana dan dengan kondisi apa kita buang”. Respon-respon ini dikaitkan
dengan sosial dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis.
4. Subsistem Seksual
Subsistem
seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation)
dan kepuasan (gratification).
Termasuk- tapi tidak dibatasi- Courting dan mating, sistem respon ini dimulai
dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam cakupan yang
luas) perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.
5. Subsistem
Agresif
Fungsi system agresif adalah
perlindungan (protection) dan
pemeliharaan (preservation). Hal ini
mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan feshback bukanya
dengan bantuan pemikiran perilaku sekolah. Dianggap perilaku agresif tidak
hanya dipelajari tapi memiliki maksud utama membahayakan yang lain.
Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-batasan tersebut diletakkan pada mode
perlindungan diri dan orang-orang serta harta milik mereka dihormati dan
dilindungi. Contohnya apabila seseorang sedang berada di kutub yang dingin,
maka pertahanan diri orang tersebut memakai pakaian yang tebal.
6. Subsistem Achievement
Subsistem
achievement berusaha memanipulasi lingkungan. Fungsinya mengontrol atau
menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. Cakupan
perilaku prestasi termasuk kemampuan intelektual , fisikis, kreatif, mekanis
dan sosial.
Johnson kemudian mengidentifikasi
konsep-konsep lain yang menggambarkan lebih jauh teori manusia sebagai sistem
perilaku (behavioral system). Hal
yang membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar sistem adalah
ikatan (boundary). Ini merupakan
titik (point) dimana sistem memiliki kontrol kecil atau pengaruh pada
hasil-hasil. Equilibrium
didefinisikan “sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi lebih atau kurang
kekal, dimana di dalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan
dengan lingkunga-nya”. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam sistem
perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku
tertentu yang dapat diterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat sistem mengalami overcompensate berkaitan
dengan strees (tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan untuk merespon
terhadap tekanan, sumber energy yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas
dikosongkan. Stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan
tegangan (tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. Tensi adalah kondisi dalam
keadaan tegang atau kendor. Ia disebabkan karena disequilibrium dan merupakan sumber potensi perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar