BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Virus
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Virus
mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan
mikroskop elektron.Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai
penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman
yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit.
Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya
dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada
tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus
saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus
Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit
tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik
tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum
fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah
itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit
mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.
Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat
kecil.Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith
Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit
mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga
merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron
pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Rusk.
1.2 Rumusan
masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa
sifat-sifat umum virus
2. Bagaimana
riwayat ilmiah dan cara penularan virus
3. Bagaimana
diagnosa infeksi virus
4. Apa
saja penyakit yang disebabkan oleh virus
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui
sifat-sifat umum virus
2. Mengetahui
bagaimana riwayat ilmiah dan cara penularan virus
3. Mengetahui
bagaimana diagnosa infeksi virus
4. Mengetahui
apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus
PENYAKIT
MENULAR OLEH VIRUS
Penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus, seringkali
menimbulkan kecacatan dan bahaya kematian karena tidak ada kekebalan bawaan
(alamiah) untuk membunuh virus disamping daya tahan tubuh yang lemah terutama
pada anak-anak.
Di Indonesia,penyakit menular yang disebabkan oleh virus banyak
diketemukan antara lain seperti poliomyelitis,campak,HIV,Demam Berdarah Dengue(DBD), hepatitis
dan lainnya.
Usaha
– usaha pencegahan yang dapat dilakukan antara memberikan imunisasi aktif pada
anak-anak dan orang-orang yang mempunyai risiko tinggi tertular penyakit.
Jenis
Penyakit Menular oleh Virus :
·
Penyakit Agen
Etiologi Transmisi Masa Inkubasi Kontrol
AIDS HIV kontak intim, sex education &
alat kesehetan& kondom, tranfusi, Avian Infleunza Virus H5 N1, udara pernafasan 1-4 hari biosecurity (B 3 K), Chickenpox Virus(mirip
dgn udara pernafasan, 2-3 minggu isolasi (varicella) herpes zoster) air ludah
Common cold Virus person to person 1-4 hari terapi, simtomatis, Dengue Virus gigitan
nyamuk 3-15 hari manipulasi, aedes aegypti lingkungan, Hepatitis Virus makanan dan 15-35 hari sanitasi makanan, Infectiosa minuman, Hepatitis B Virus
Parenteral 45-160 hari imunisasi aktif, Herpes Virus air ludah/liur tdk diketahui personal, Simplex hygiene
·
Penyakit Agen Etiologi Transmisi Masa Inkubasi Kontrol
Infleunza Virus tipe udara pernafasan 1-4
hari Terapi simtomatis A,B,C ;
Morbilli Virus air liur 8-13 hari imunisasi
aktif ;
Mump Virus udara pernafasan 18-21 hari
isolasi (parotitis) ;
Poliomyelitis Virus tipe udara pernafasan
& 7-21 hari imunisasi aktif & I,II,III faeces penderita booster ;
Rabies Virus gigitan binatang yg 10 hari sp
vaksinisasi pada infeksi 6 bulan binatang peliharaan ;
Rubella V.rubella air ludah 16-18 hari
imunisasi aktif ;
Smallpox Virus udara pernafasan & 7-16
hari imunisasi aktif (variola) ludah
;
Yellow fever Virus gigitan nyamuk 3-6 hari
imunisasi& kontrol Aedes haemagogue dll arthropoda.
1.Human Immunodeficiency Virus (HIV)
(Acquired
Imuno Deficiency Syndromes)
Identifikasi
Human Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah sejenis virus yanG menyerang manusia dan menyebabkan terjadinya gangguan sistem kekebalan
tubuh sehingga penderita mudah sekali terkena penyakit infeksi,kanker dan
lainnya. Kumpulan gejala -gejala penyakitnya dikenal sebagai Acquired Imuno
Deficiency Syndromes(AIDS), antara lain seperti berat badan terus
menurun,sering demam,gejala penyakit yang terkait seperti penyakit infeksi dan
kanker, dan pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan gejala penyakit infeksi atau kanker yang terkait dan diketemukan
antibodi HIV(tes Elisa) dalam darah penderita.
Distribusi geografis dan
Prevalensi
Tersebar diseluruh
dunia,bersifat pandemis,pada tahun 2000 diperkirakan ada 30 -40 juta orang yang
terinfeksi dengan HIV serta 1.8 juta meninggal dunia.
Di Indonesia, diperkirakan ada
35.000 – 50.000 orang yang terinfeksi HIV dengan prevalensi tertinggi di
Indonesia bagian timur (Papua).
Riwayat Penyakit
1.Agens penyakit ;Human Imunodeficiency Virus (HIV)
2.Reservoir infeksi : manusia
3.Faktor host ;Tidak ada spesifik kecuali prevalensi penularan tinggi pada usia
produktif, pekerja sex,homosexual dan etnis tertentu.
4.Periode masa waktu penularan Antara 5 – 10 tahun, diketemukannya
antibodi HIV pada penderita.
5.Faktor lingkungan ;Lingkungan sosial memegang peran penting, seperti
gaya hidup,tempat hiburan malam dan wisata.
Cara Penularan (Mode of
transmission).
Cara
penularan dapat melalui beberapa cara yaitu melalui :
1.Langsung
Direct transmission melalui
kontak intim.
2.Tidak Langsung
Melalui media seperti donor
darah, peralatan medis, alat suntik dan lainnya.
Masa inkubasi tidak diketahui secara pasti dan sangat tergantung
sejauh mana terjadinya gangguan sistem kekebalan pada individu-individu.
Pencegahan dan Kontrol
Usaha
– usaha pencegahan :
1.Sosialisasi mengenai ancaman dan bahaya HIV kepada
masyarakat.
2.Pendidikan Agama dan Kesehatan
3.Pemakaian alat pengaman seperti kondom pria dan wanita.
4.Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan berkala pada
pekerja sek ditempat lokalisasi.
5.Pemeriksaan tes Elisa pada setiap darah donor.
6.Pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas laboratorium
dan unit Palang Merah Indonesia (PMI)
Pengobatan/terapi :
1.Medikamentosa : Masih dalam tahapan clincial trail
2.Rehabilitasi : penderita HIV di Panti Khusus
2.Avian Infleunza
Identifikasi
Penyakit menular yang dikenal
sebagai Flu burung, sedang melanda Indonesia saat sekarang ini, disebabkan oleh
sejenis virus Infleunza strain H5 N1 yang ditularkan oleh unggas peliharaan dan
babi pada orang yang susceptibel.
Gejala penyakit ini berupa demam
tinggi disertai dengan gejala radang paru-paru atau pneumonia akut yang dapat
menimbulkan bahaya kematian. Diagnosa ditegakkan dari hasil pemeriksaan
laboratorium dengan diketemukannya virus H5 N1 pada sampel darah penderita.
Distribusi geografi dan prevalensi
Sementara
ini,penyakit diketemukan di Indonesia,Vietnam dan Cina dan beberapa daerah di
Asia.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit; Virus Infleunza strain H5 N1
2.Reservoir ;Unggas peliharaan seperti ayam,burung dan babi
3.Faktor host ;Belum diketemukan hal-hal yang spesifik,kemungkinan statusimumnitas
individu yang perlu diselidik dan menjadi penyebab utama mudahnya terserang
penyakit flu burung.
4.Periode waktu masa penularan ;Belum diketahui secara
pasti, saat unggas mati sampai terjadi penularan pada manusia diperkirakan
hanya membutuhkan waktu beberapa hari.
5.Faktor lingkungan ;Memegang peran penting terutama yang berdekatan
dengan kandang perternakan ayam,burung dan babi.
Cara penularan
1. Virus infleunza H5 N1 yang ada pada kotoran unggas
yang terinfekssi ditularkan ke manusia melalui udara pernafasan.
2. Penularan dari orang sakit ke orang lain yang berada
ditempat yang sama melalui udara pernafasan disebut penularan cluster.
Masa inkubasi ; Tidak jauh berbeda dengan virus influenza lainnya,pendek sekitar 24 –
72 jam.
Pencegahan dan Kontrol
Usaha
– usaha pencegahan :
1. Pormosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan dan
kebersihan lingkungan seperti desinfeksi kandang unggas (biosecurity).
2. Mempergunakan masker pada pekerja peternakan unggas.
3. Memasak daging unggas pada temperatur 60.C selama 1-2
menit
4. Tindakan spesifik memutuskan rantai penularan dengan
cara case finding pada unggas dan manusia yang sudah terinfeksi virus H5 N1.
5. Pemberian vaksin (vaksinisasi) pada unggas peliharaan
dan babi.
6.Membunuh,membakar serta mengubur unggas yang sudah mati
atau terinfeksi.
Pengobatan/terapi
-Terapi umum bersifat simtomatis
-Perlu perawatan intensif diruangan khusus di Rumah Sakit yang telah
ditunjuk oleh pemerintah (RS Infeksi Prof Dr. Sulianti Soeroso Jkt atau RS lain
di daerah)
3.Chicken Pox (Varicella)
Identifikasi
Penyakit infeksi akut dengan gejala
klinis demam ringan yang disertai dengan erupsi pada kulit berupa bercak merah
(maculopapular) diseluruh badan yang timbul beberapa jam kemudian menjadi
vesikel dalam waktu 3-4 hari. Jenis virus yang sama dapat reinfeksi menjadi
penyakit herpes zoster berupa vesikel yang terlokalisir pada daerah kulit yang
mendapat suplai saraf sensorik membentuk gerombolan vesikel sepanjang saraf dan
biasanya unilateral.
Distribusi geografis dan
prevalensi
Bersifat universal dan sekitar
75 % penduduk dunia pernah menderita penyakit varicella pada umur 15 tahun.
Riwayat penyakit
1.Agen penyakit ; Virus varicella -zoster
2.Reservoir infeksi : Manusia yang infeksi
3.Faktor host :
Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan sekitar 1-5 hari sebelum
terjadi rash dan sekitar 6 hari setelah terjadi gerombolan vesikel.
5.faktor lingkungan : Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Kontak
orang ke orang melalui ludah dan udara pernafasan.
Masa inkubasi :Berkisar antara 2 – 3 minggu
Pencegahan dan kontrol
Usaha-usaha
pencegahan :
1.Pemberian kekebalan pada kelompok usia berisiko tinggi
berupa VZIG (Varicella Zoster Immune Globulin).
2.Pemberian gamma globulin pada pasien Herpes Zoster yang
telah sembuh.
Kontrol /terapi
Terapi
Simtomatis pada penderita.
4.Common Cold
Identifikasi
Infeksi akut oleh virus pada
saluran nafas bagian atas,karakteristik berupa coryza,bersin,lacrimasi, iritasi
pada nasopharynx, meriang dan mengigil sampai 2 – 7 hari. dan mempunyai
tendensi terjadi sekunder infeksi oleh bakteri seperti ostitis media,
sinusitis,laryngitis,bronchitis terutama pada anak-anak.
Distribusi geografis dan
prevalensi
Terdapat
dimana-mana dapat terjadi endemis dan epidemis
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit : Rhinoviruses
2.Reservoir infeksi :Manusia
3.Faktor host :
Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan :Terjadi pada keadaan akut
5.Faktor lingkungan :Tempat tinggal atau barak yang penuh sesak
Cara penularan
Kontak
langsung melalui ludah atau udara pernafasan
Masa inkubasi : 12 – 72 jam biasanya 24 jam
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan :
1.Pendidikan kesehatan mengenai Personal hygiene(menutup
mulut pada waktu batuk atau bersin dan membuang ludah tidak pada sembarangan
tempat)
2.Menghindari tempat yang penuh sesak
5.Dengue Hemorrhagic Fever
Identifikasi
Dengue Hemorrhagic Fever atau
Demam Berdarah Dengur (DBD) merupakan penyakit virus yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala klinis demam tinggi,perdarahan
dibawah kulit(bintik -bintik merah dibawah kulit),mimisan,perdarahan pada
sistem saluran pencernaan dan pernafasan. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan darah berupa trombositopeni (sel trombosit <
200.000)
Distribusi geografi dan
prevalensi
Bersifat endemis terutama di
daerah tropis, angka prevalensi penyakit akan meningkat pada saat musim
penghujan.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit : Arbo virus group B
2.Reservoir :Manusia dan nyamuk aedes aegypti
3.Faktor host :
Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan Tidak ada penularan dari
orang ke orang,penularan terjadi pada saat arbo virus bermultiflikasi dalam
tubuh nyamuk.
5.Faktor lingkungan :Lingkungan hidup jelek,genangan air bersih/hujan
pada tumpukan sampah seperti ban bekas, kaleng bekas dan lainnya merupakan tempat
ideal bagi perindukan nyamuk.
Cara penularan
` Pada penyakit Dengue Hemorrhagic
Fever (DBD) tidak terjadi siklus perubahan hidup dan hanya terjadi multiplikasi
arbo virus dalam tubuh nyamuk aedes aegypti sebagai host intermediate atau
carrier untuk menularkan penyakit pada orang lain.
Masa inkubasi : Biasanya antara 5-6 hari dan dapat juga sampai 2 minggu
Pencegahan dan Kontrol
Usaha
– usaha pencegahan :
1. Perbaikan lingkungan hidup Melakukan gerakan 4 M untuk
mengurangi tempat perindukan
2. Melakukan pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa
3. Menghindari gigitan nyamuk dengan mempergunakan
repellant, kasa dan kelambu.
4. Pendidikan kesehatan Penyuluhan tentang cara
penularan, penanganan darurat dan bahaya kematian oleh penyakit DBD.
Pengobatan/terapi
-Terapi simtomatis untuk mengurangi keluhan klinis
-Memberi infus sel trombosit untuk mencegah terjadi
perdarahan lebih lanjut.
6.Hepatitis A (Hepatitis
Infectiosa)
Identifikasi
Gejala penyakit dimulai dengan
demam,lesu,anorexia dan keluhan pada abdominal kemudian disertai dengan
icterus. Angka kematian kurang dari 1 %.
Distribusi geografis dan prevalensi
Bersifat sporadis dan epidemis
dimana -mana dibelah bumi,wabah biasanya terjadi didaerah pedesaan,asrama dan
daerah kumuh. Differensial diagnosa dengan penyakit lain yang dapat menimbulkan
icterus.
Riwayat Penyakit
1.Agens penyakit :virus hepatitis A
2.Reservoir infeksi :Manusia dan sejenis chimpaze
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan Pada pertengahan masa
inkubasi dan dilanjutkan pada stadium Icterus.
5.Faktor lingkungan :Sanitasi lingkungan yang jelek
Cara penularan
Fecal
– oral melalui makanan dan air yang terkontamisi
Masa inkubasi :15-50 hari,rata-rata 28 – 30 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan :
1.Pendidikan kesehatan mengenai sanitasi lingkungan dan
personal hygiene.
2.Prophylaxis pemberian human immune globulin(IG) single
dose 0.02 ml/kg didaerah endemis
Kontrol/terapi
1.Isolasi penderita
2.Desinfeksi faeces,urine dan darah penderita
3.Pemberian vaksin hepatitis (HBIG)
7.Hepatitis B (Serum
Hepatitis)
Identifikasi
Penyebabnya adalah virus
hepatitis tipe B. Gejalanya tidak khas, anorexia, nausea, kadang-kadang
ikterik. Carrier rate yang ditunjukkan oleh HBsAg di Indonesia secara geografis
bervariasi antara 5-20 %, dengan demikian Indonesia termasuk wilayah endemis
tinggi/sedang. Kelompok risiko tinggi adalah bayi dari ibu pengidap (70-10%),
pecandu narkotik, tenaga medis dan paramedis, pasien hemodialisa, pekerja
laboratorium, pemakai jasa atau petugas akupuntur. Penularan selain horizontal
juga veritkal dari ibu pengidap ke bayi yang dilahirkan. Case Fatality rate
hepatitis B < 1%. Yang menjadi masalah adalah HbsAG yang menetap diatas 6
bulan (carrier), selain menjadi sumber penularan juga membahayakan bagi
penderita itu sendiri. HbsAG ditemukan pada sepertiga dari kasus hepatitis
kronik atau cirrhosis hepatitis dan 80% dari penderita kanker hati, terutama
bila infeksi terjadi pada masa prenatal.
Distribusi geografis dan prevalensi
Bersifat
endemis dan terdapat dimana-mana dibelahan bumi.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit :Virus hepatitis B
2.Reservoir infeksi :Manusia dan sejenis chimpazee
3.Faktor host :tidak ada yang spesifik kecuali kebiasaan minuman keras
4.Periode masa waktu penularan Tidak tentu dari beberapa
minggu sampai tahun.
5.Faktor lingkungan :Tidak ada yang spesifik kecuali jenis pekerjaan
Cara penularan
Parenteral
(Intravenous,intramuscular,inoculasi,transfusi darah dan peralatan medis)
Masa inkubasi :45 -160 hari
Pencegahan dan kontrol
Pencegahan yang paling efektif
adalah imunisasi terutama pada neonatus. Di Indonesia vaksinasi hepatitis B
baru dapat dilaksanakan secara bertahap di 4 propinsi pada tahun 1991 menjadi
10 propinsi pada tahun 1992 di daerah yang mempunyai angka prevalensi HbsAG
tinggi.
8.Herpes Simplex
Identifikasi
Merupakan infeksi virus
karakteristik berupa laesi primer berbentuk visikel pada kulit dan selaput
lendir,laten dan tendensi timbul terlokalisir. HSV tipe 1,biasanya asimtomatis
dan menyerang pada anak-anak, sedangkan HSV tipe 2 menyebabkan herpes
genetalia, menyerang pada orang dewasa dan ditularkan melalui kontak sexual.
Distribusi geografis dan prevalensi
Tersebar
diseluruh dunia,70 -90% pada orang dewasa mempunyai kekebalan terhadap HSV tipe
1.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit :Virus herpes simplex tipe 1 dan 2
2.Reservoir infeksi :Manusia
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik kecuali umur penderita
4.Periode masa waktu penularan7 -12 hari pada laesi
primer melalui saliva
5.Faktor lingkungan :Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
HSV
tipe 1 kontak melalui air liur penderita dan HSV tipe 2 kontak melalui hubungan sexual
Masa inkubasi :2-12 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan
1.Personal hygiene dan pendidikan kesehatan
2.Menghindari kontak dengan penderita
3.Memakai alat pelindung pada pekerja medis.(sarung
tangan)
Kontrol/terapi
Pemberian preparat adenine
arabinoside(vidarabine) untuk mencegah encephalitis dan kelainan pada mata.
9.Infleunza
Identifikasi
Infeksi akut oleh virus pada
saluran pernafasan,karakteristik ditandai dengan demam, myalgia, sakit kepala,
mengigil, pilek,batuk dan sakit menelan.Biasanya sembuh sendiri dalam waktu 2 –
7 hari
Distribusi geografis dan prevalensi
Penyakit
ini pernah menjadi pandemik pada tahun 1889.1918,1957 dan 1968.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit :virus infleunza tipe A,B,C
2.Reservoir infeksi :Manusia dan unggas
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan Terbatas sampai 3 hari
dari pertama kali infeksi
5.Faktor lingkungan :Lingkungan hidup yang penuh sesak
Cara penularan
Kontak
langsung dengan air liur penderita
Masa inkubasi :Pendek sekitar 24 – 72 jam
Pencegahan dan kontrol
Usaha-usaha
pencegahan
1.Pendidikan kesehatan Personal hygiene dan bahaya
penyakit infleunza.
2.Melakukan imunsasi aktif
Kontrol/terapi
·
Medikamentosa
·
Simtomatis
10.Morbilli/Measles/Campak
Identifikasi
Merupakan penyakit infeksi akut oleh virus yang sangat menular dengan
tanda-tanda awal berupa selesma disertai konjungtivitis, sedang tanda khas
berupa koplik spot jarang dapat terdeteksi. Rash timbul dimulai dari dahi dan
belakang telinga, kemudian menyebar ke muka, badan dan anggota badan. Pada
kulit yang gelap rash kadang-kadang sulit dilihat. Perlu dilakukan differensial
diagnosa karena ada 4 penyakit viral lain dan 1 bakterial yang mempunyai gejala
yang serupa yang dikenal dengan “measles like syndrome”. Khusus untuk campak
setelah 3-4 hari rash mulai menghilang meninggalkan bercak hiperpigmentasi yang
bertahan 1-2 minggu, diakhiri dengan kulit mengelupas (halus). Tanda ini adalah
pathognomonis untuk campak. Hal ini penting diketahui karena anak yang pernah
mengalami “measles like syndrome” masih memerlukan imunisasi campak.
Tingkat penularan campak sangat tinggi. Tanpa program imunisasi attack
rate mencapai 93,5 per 1000 kelahiran hidup,. Kekebalan meternal yang dibawa
anak berangsur-angsur berkurang sampai hilang daya proteksinya rata-rata pada
umur 9 bulan.
Komplikasi terjadi pada 30% penderita berupa otitis media,
conjunctivitis berat, enteritis dan pneumonia. Komplikasi ini sering menyertai
penderita campak dengan gizi kurang. Case Fatality Rate 3,5 % dan dapat
mencapai 40% pada penderita dengan gizi buruk.
Campak adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah.
Letusan (Kejadian Luar Biasa) campak biasanya terjadi pada daerah padat
penduduk. Campak sendiri tidak begitu berbahaya akan tetapi penyakit penyerta yang
terjadi akibat turunnya daya tahan tubuh seperti bronchitis, Gasteroenteritis,
Penumonia yang biasanya yang memperberat keadaan penderita.
Distribusi geografis dan prevalensi
Tersebar
diseluruh dunia dan sekitar 90% penduduk dunia sudah pernah menderita campak.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit : Morbilli virus paramyxoviridae
2.Reservoir :Manusia
3.Faktor host :Pada kelompok umur balita
4.Periode masa waktu penularan Periode prodomal penyakit
sampai timbul rash pada kulit
5.Faktor lingkungan :Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Kontak
melalui air liur,ingus dan cairan yang berasal dari tenggorok penderita
Masa inkubasi :Biasanya 10 hari bervariasi antara 8 -13 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
–usaha pencegahan
1.Imunisasi aktif Pemberian vaksin campak satu kali dapat
memberikan kekebalan sampai lebih dari 14 tahun. Untuk mengendalikan penyakit
ini diperlukan cakupan imunisasi minimal 80-95 % secara merata selama
bertahun-tahun. Immunisasi biasanya diberikan mulai pada umur 9 bulan.
2.Pendidikan kesehatan Tentang pentingnya imunisasi dan
bahaya penyakit campak pada ibu/calon ibu.
Kontrol/terapi
·
Medikamentosa
·
Pemberian
preparat antimikrobial untuk mencegah terjadi sekunder infeksi.
11.Parotitis(Mumps)
Identifikasi
Infeksi akut oleh virus,
karakteristik ditandai dengan demam,pembengkakan pada kelenjar ludah
parotis,kadang-kadang pada kelenjar sublingual atau submaxillary. Seringkali
disertai dengan orchitis pada laki-laki (15-25%) dan oophoritis pada wanita
(5%) dan radang pada organ lain seperti
pancreatitis,thyroiditis,nepheritis,mastitis dan lain.
Distribusi geografis dan prevalensi
Tidak
regular terjadi seperti penyakit menular lain campak dan cacar air.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit :Paramyxovirus
2.Reservoir infeksi :Manusia
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan 6 – 9 hari sebelum terjadi
pembengkakan pada kelenjar ludah dan tertinggi sekitar 48 jam sebelum terjadi
pembengkakan.
5.Faktor lingkungan :Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Kontak
langsung dengan air liur penderita
Masa inkubasi :2 -3 minggu,biasanya 18 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan
1.Imunisasi aktif
2.personal hygiene
Kontrol/terapi
·
Medikamentosa
·
Simtomatis
12.Poliomyelitis
Identifikasi
Penyebabnya adalah Gejala awal
tidak spesifik, seperti infeksi saluran bagian atas dan demam ringan. Paralisis
yang bersifat flaccid tanpa menganggu sensibilitas kemudian timbul, dapat
mengenai hanya 1-2 serabut otot, atau sekelompok otot. Kelumpuhan biasanya
tidak simetris, dapat menyerang otot anggota badan, saluran pernapasan atau
otot untuk menelan. Sekitar 15% dari penderita dapat sembuh dalam waktu 6
minggu sisanya menetap meninggalkan atropi otot. Ada beberapa penyakit yang
dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan, selain poliomyelitis, adalah :
1. Guillain Barre Syndrome (GBS)
2. Transverse Myelitis (TM)
Attack Rate bila tanpa program
imunisasi adalah 37,24 per 100.000 anak umur 0-4 tahun. Case Fatality Rate
sekitar 6%. Antibodi alamiah dari ibu yang mempunyai kekebalan hanya dapat
melindungi anak pada minggu-minggu pertama.
Distribusi geografis dan prevalensi
Terjadi dimana -mana dibelahan
bumi sebelum ada program imunisasi dan bersifat sporadis pada negara yang
sedang berkembang.
Riwayat Penyakit
1.Agens penyakit :Virus polio tipe 1, 2, dan 3.
2.Reservoir infeksi :Reservoir hanya pada manusia
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik Pada kelompok sosial ekonomi atas infeksi
terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan dewasa dimana gejalanya lebih berat.
4.Periode masa penularan :Tidak diketahui secara pasti,virus polio
diketemukan di cairan lendir ditenggorokan 36 jam dan faeces 72 jam setelah
terjadi infeksi.
5.Faktor Lingkungan :Sanitasi lingkungan yang jelek menjadi penyebab
utama terjadinya fecal-oral transmisi
Cara Penularan(Mode of Transmision)
Penularan virus polio secara
fecal-oral atau droplet sangat cepat terutama didaerah pemukiman yang padat
dengan sanitasi kurang. Karena itu pada masyarakat kelas ekonomi rendah,
sebelum usia 3 tahun seorang anak biasanya telah mempunyai antibody terhadap
polio. terutama penderita yang subklinis.
Masa Inkubasi :Umumnya 7 -14 hari pada kasus paralitik,
bervariasi antara 3 – 35 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan
Pencegahan dengan vaksin polio
trivalen adalah cara yang paling efektif dan efisien. Pada suatu kelompok
masyarkat dengan cakupan imunisasi tinggi (meskipun tidak 100%) untuk waktu
yang cukup lama, eradikasi (tidak ada kasus) polio dapat dicapai. Hal ini
diterangkan dengan “herd Immunity “, dimana melalui percemaran secara fecal
oral, antigen vaksin polio dapat memberikan kekebalan kepada anak-anak yang
belum terinfeksi atau tervaksinasi.
Kontrol/terapi
·
Medikamentosa
: hanya bersifat simtomatis
·
Rehabilitasi
: Fisioterapi dan penggunaan alat bantu berjalan.
13.Rabies(Hydrophobia)
Identifikasi
Penyakit encephalomyelitis yang
akut dan fatal ditandai demam,sakit kepala dan perasaan takut,kemudian disertai
dengan spasme dan paralyse otot menelan (hydrophobia) dan otot pernafasan.
Distrbusi geografis dan prevalensi
Jarang pada manusia dan
merupakan penyakit primer pada binatang seperti anjing dan sejenis kekelawar
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit:Rhabdovirus (virus rabies)
2.Reservoir penyakit :Binatang buas seperti anjing,srigala dan jenis
kekelawar.
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan 3-5 hari setelah digigit
binatang.
5.Faktor lingkungan :Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Virus rabies yang ada pada air
liur binatang infeksi masuk kedalam tubuh manusia melalui luka gigitan.
Masa inkubasi 2 – 8 minggu,bervariasi dari 10
hari sampai bertahun tergantung dari besar luka dan bagian tubuh yang luka.
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan
1.Vaksinisasi rabies pada binatang peliharaan (anjing)
2.Pemberian imunisasi pada orang yang digigit anjing dan
dicurigai menderita rabies.
3.Registrasi kepemilikan anjing peliharaan.
14.Rubella
Identifikasi
Penyakit infeksi akut oleh virus
ditandai dengan demam ringan dan bintik dan berkas merah pada seluruh badant
mirip dengan campak. Congenital rubella syndrome terjadi pada kehamilan
trisemester pada wanita berupa cataract,microphtalmia ,microcephaly,mental
retardation,hepatomegaly,glaucoma,kelainan pada katub jantung dan tulang. Perlu
dilakukan differesial diagnosa dengan measles dan erisepelas.
Distribusi geografis dan prevalensi
Tersebar
diseluruh dunia dan bersifat endemis.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit :Virus rubella
2.Reservoir penyakit :Manusia
3.Faktor host :risiko tinggi pada wanita hamil dapat menyebabkan congenital rubella
4.Periode masa waktu penularansekitar 1 minggu sebelum
atau 4 hari setelah terjadi rash pada kulit
5.Faktor lingkungan :Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Kontak
dengan cairan yang berasal dari nasopharynx penderita
Masa inkubasi :1-7 hari biasanya 1-3 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan
1. Imunisasi aktif
2. Pemberian Immune Globulin (IG) pada wanita hamil pada
trisemester kehamilan.
Kontrol/terapi
Medikamentosa
dan Simtomatis
15.Smallpox (Variola)
Identifikasi
Merupakan infeksi virus yang
sistemik dengan exanthem disertai demam,lesu,sakit kepala,kadang-kadang sakit
pada punggung dan perut,setelah 2-4 hari demam turun rash macula,papula,vesikel,bernanah
dan permuberlubang (bopeng).
Distribusi geografis dan prevalensi
Tersebar
diseluruh dunia.dan sekarang dinyatakan dunia telah bebas dari cacar.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit :Virus variola
2.Reservoir penyakit :Manusia (setelah dinyatakan bebas hanya ada di
laboratorium)
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan Minggu pertama dari
infeksi
5.Faktor lingkungan :Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Kontak
intim melalui pernafasan
Masa inkubasi :7 – 17 hari biasanya 10 -12 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan :
l Pemberian vaksin untuk pekerja research.
16.Viral Fevers (Chikungunya)
Identifikasi
Merupakan penyakit demam yang
disebabkan oleh virus dengan tandatanda klinis sakit kepala,lesu,arthralgia
atau myalgia dan kadangkadang disertai mual dan muntah. Di Indonesia dikenal
sebagai chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Distribusi geografis dan prevalensi
Endemis dibeberapa tempat di
Amerika dan di Indonesia dikenal sebagai penyakit chikungunya dilaporkan
berjangkit dibeberapa daerah di Jawa Barat.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit :Sejenis virus yang sama seperti penyakit yang ada
di Amerika dan tempat lain.
2.Reservoir penyakit :Belum diketahui dan diduga berasal sejenis burung
atau kera dan Biantang pengerat.
3.Faktor host :Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan :Tidak langsung dari
manusia ke manusia dan belum diketahui.
5.Faktor lingkungan :Memegang peran penting terutama yang berhubungan
dengan tempat Perindukan nyamuk aedes.
Cara penularan
Melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti
Masa inkubasi :3 – 12 hari
Pencegahan dan kontrol
Usaha
– usaha pencegahan
1. perbaikan lingkungan hidup
Melakukan gerakan 4 M untuk menguras tempat perindukan
2. Melakukan pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa
3. Menghindari gigitan nyamuk dengan mempergunakan
repellant, kasa dan kelambu.
4. Pendidikan kesehatan
Pengobatan/terapi
-Terapi simtomatis untuk mengurangi keluhan klinis
Ini bukunya apa ya namanya ?? Mau mencari daftar pustaka nya mohon bantuanya thx
BalasHapus